Rabu, 29 Agustus 2012

Hasil Seni Rupa Murni Daerah Kelas IXD

Hillary Agnestasia-Harimau Jawa

Vivi Angelina-Pemandangan Alam Pegunungan

William Salim-Pemandangan Alam Jepang

Senin, 27 Agustus 2012

Gambar Bentuk


Gambar Bentuk
(Catatan SBK Kelas VII)

Konsep Gambar Bentuk
Menggambar adalah kegiatan yang melibatkan kemampuan penglihatan dan kemahiran tangan. Menggambar sebagai pola kelakuan seni dapat juga diartikan sebagai media pengungkapan gagasan. Seni rupa (menggambar) adalah gagasan manusia yang diungkapkan dengan media titik, garis, bidang, bentuk, warna, tekstur, dan gelap terang yang ditata dengan prinsip tertentu sehingga menghasilkan karya yang estetis dan bermakna.
Gambar bentuk adalah gagasan bentuk yang diwujudkan di atas bidang gambar melalui kemahiran tangan dengan media titik, garis, bidang, bentuk, warna, tekstur, dan gelap terang yang dibuat dengan memerhatikan ketepatan bentuk dan perspektif, proposisi, serta komposisi yang menghasilkan karya yang indah. Menggambar bentuk sama halnya dengan memotret.

Ragam Bentuk
          Menggambar bentuk sering disebut juga menggambar alam benda sedangkan objek untuk menggambar model, biasanya berupa manusia. Bentuk benda dapat dibedakan antara geometris (bentuk beraturan dan bentuk dasar benda seperti kubus, balok, limas atau pyramid, silinder, kerucut, bola) dan non geometris (benda-benda yang terdapat pada alam).
          Benda dapat dibedakan menjadi 3 bentuk: kubistis, silindris, bebas. Bentuk kubistis adalah bentuk yang menyerupai kubus atau yang bentuk dasarnya kubus dan balok. Contohnya, meja, kursi, kardus, lemari, kulkas, TV. Bentuk silindris adalah benda yang bentuk dasarnya menyerupai silinder atau bulat. Contohnya, gelas, kendi, teko, ember, guci, cangkir, kaleng, piring. Bentuk bebas adalah benda yang bentuknya tidak beraturan atau yang tidak termasuk kubistis dan silindris. Contohnya, kain, buah-buahan, sayur, dan busana.

Prinsip Menggambar Bentuk
          Perspektif.
          Objek gambar yang dekat dengan penggambar akan kelihatan lebih besar, lebih tinggi, dan lebih jelas sedangkan objek gambar yang jauh dari si penggambar akan tampak lebih kecil, lebih pendek, dan kurang jelas. Menggambar dengan memperhatikan hukum perspektif berarti juga menggambar dengan pandangan satu atau dua titik lenyap.
          Proporsi
          Objek gambar yang satu dengan objek gambar yang lain harus tampak wajar.
          Komposisi (susunan)
          Komposisi dalam menggambar bentuk diartikan sebagai susunan atau letak objek gambar. Letak objek gambar yang satu dengan objek gambar yang lain hendaknya tidak berjauhan sehingga tidak tampak terpisah. Bila objek gambar disusun menyatu akan tampak indah.
          Gelap-Terang (half-tone)
          Benda akan terlihat oleh mata kita bila terkena cahaya. Bagian benda yang terkena cahaya akan tampak terang. Sedang bagian benda yang tidak terkena cahaya akan tampak gelap. Di antara bagian terang dan gelap terdapat bagian yang tidak gelap/tidak terang. Bagian terang berwarna muda atau putih kertas, bagian benda yang setengah terang atau sebaliknya diberi warna sedang, dan bagian benda yang gelap diberi warna tua atau hitam pekat.
          Bayang-Bayang
          Ada tiga jenis: baying-bayang awak (bayangan karena sinar, terdapat pada benda tersebut), baying-bayang langkah (bayangan benda karena sinar, mengenai benda lain), dan baying-bayang sendiri (bayangan benda pada permukaan yang licin).
  
Teknik Menggambar Bentuk
          Linear-cara menggambar objek gambar dengan garis sebagai unsur yang paling menentukan baik garis lurus maupun garis lengkung.
          Blok-cara menggambar dengan menutup objek gambit menggunakan satu warna sehingga hanya tampak bentuk globalnya (siluet).
          Arsir-cara menggambar dengan garis sejajar atau menyilang untuk menentukan gelap-terang objek gambar.
          Dusel-cara menggambar yang penentuan gelap-terang objek gambar menggunakan pensil yang digoreskan dalam posisi miring.
          Pointilis-cara menggambar yang dalam menentukan gelap-terang objek gambar menggunakan pensil atau pena gambar dengan dititik-titikkan.
          Aquarel-cara menggambar dengan menggunakan cat air dengan sapuan warna yang tipis sehingga hasilnya tampak transparan.
          Plakat-cara menggambar dengan menggunakan bahan cat poster atau cat air dengan sapuan warna yang tebal sehingga hasilnya tampak pekat dan menutup.

Langkah Menggambar Bentuk
a.     Pengamatan
b.    Sketsa
c.      Menentukan gelap-terang
d.    Menentukan teknik
e.     Sentuhan akhir

















Hasil Karya Seni Rupa Kelas VII SMP Santa Maria della Strada, Pademangan, Jakarta

VIIA-Candy-Pemandangan

VIIA-Gabriella Anniza-Salib

VIIA-Sherly Noviani-Pegunungan dan Ladang

VIIC-Cindy Shelonita-Meja Seorang Designer

VIIC-Fidelis Frans Gilang Yudhistira-Pemandangan di Desa

VIIC-Laura Amanda-Pemandangan Alam

VIID-Gisella Anggasta-Lingkungan Pegunungan

VIID-Monica Rusmandy-Pegunungan

VIID-Thomas Kuhn-Kendi dan Cangkir

Minggu, 26 Agustus 2012

Seni Rupa Murni Daerah


Seni Rupa Murni Daerah
(Catatan SBK Kelas IX)


Pengertian
Berdasarkan kegunaannya, seni rupa dibagi menjadi:
a.     Seni rupa murni: hanya dinikmati mutu seninya dengan indera penglihatan.
b.    Seni rupa terapan: mengutamakan fungsi pakainya selain juga dinikmati mutu seninya. Seni rupa terapan dibagi menjadi: seni kriya (kerajinan tangan: ukiran, anyaman, tekstil) dan desain (interior).
Seni rupa murni daerah adalah seni rupa murni yang berisi nilai-nilai budaya daerah tertentu

Ragam Seni Rupa Murni Daerah
1.    Seni lukis daerah
2.    Seni patung daerah

Tema Seni Rupa Murni Daerah
Kebutuhan manusia dapat digolongkan menjadi tiga: kebutuhan primer (sandang, pangan, papan), kebutuhan sosial (perjumpaan dengan manusia lain), dan kebutuhan integratif (seluruh aspek kebutuhan dikaitkan dengan cita rasa keindahan).
Tema-tema yang muncul berkaitan dengan manusia dan dunianya:
-         Manusia dan dirinya sendiri (diri sendiri sebagai objek seni).
-         Manusia dan hubungannya dengan sesama-manusia (melukis bapak-ibu, saudara, teman, dan lain-lain).
-         Manusia dan hubungannya dengan alam sekitar (pemandangan).
-         Manusia dan kegiatannya (mencangkul, membajak, menanam, belajar, dan sebagainya).
-         Manusia dan alam benda (menggambar benda seperti teko, kendi, pensil, dan lain-lain).
-         Manusia dan alam khayal (menggambar alam yang ada dalam imajinasi).
Gaya Seni Rupa Murni Daerah
Gaya seni rupa yang ada di daerah, lebih cenderung tradisional. Hal itu bertujuan mempertahankan nilai-nilai tradisi daerahnya. Gaya seni rupa tradisional sifatnya turun temurun. Artinya, karya seni yang dicipta, tidak mengalami perubahan yang disebabkan oleh jaman. Pada umumnya, tampilannya sederhana dengan bentuk primitif dan klasik.

Kriya Batik


Kriya Batik
(Catatan SBK Kelas VIII)


Sekilas tentang Batik
Secara umum seni rupa dibagi menjadi dua, yaitu seni murni (fine art/pure art) dan seni terapan (applied art/useful art). Seni murni dibagi menjadi seni lukis dan seni patung. Adapun seni terapan dibagi menjadi seni desain, seni arsitektur, seni dekorasi, seni ilustrasi, dan seni kriya. Perbedaan antara kedua bentuk seni rupa tersebut terletak pada cara mengekspresikan dan mengaplikasikannya. Jika seni murni lebih menekankan pada bentuk ekspresi maka seni terapan lebih mengedepankan aspek ekonomis dan aplikasi atau nilai guna bagi kehidupan manusia. Seni kriya atau kerajinan cenderung bersifat praktis fungsional.
Seni kerajinan sangat beraneka ragam bentuk, motif teknik, dan medianya. Beberapa contoh seni kriya adalah kerajinan anyaman, keramik, batik, ukiran, topeng, wayang, tenun, dan logam aplikasi.
Di Indonesia, seni kriya (tekstil) sangat beragam bentuknya. Teknik pembuatannya juga berbeda-beda. Dua ragam seni kriya tekstil yang populer di Indonesia adalah batik dan tenun. Kegiatan menenun merupakan proses menjalin dua set benang dengan menggunakan alat tenun. Kegiatan membatik adalah proses menggambar /melukis yang dibuat pada kain dengan bahan lilin dan pewarna, menggunakan alat canting atau kuas serta teknik.
Pembuatan batik dapat dilakukan dengan tiga teknik, yaitu dengan cara tulis, cap, dan cetak (printing). Untuk membuat batik dengan teknik tulis digunakan alat berupa canting dan lilin cair warna. Untuk membuat batik dengan teknik cap digunakan alat berupa cap dan lilin cair warna. Adapun untuk membuat batik dengan teknik cetak digunakan mesin cetak yang memiliki motif batik.

Proses Pembuatan Batik
Untuk membuat batik, peralatan yang diperlukan adalah kain mori (kain katun khusus untuk mebuat batik), pensil untuk membuat desain batik yang disebut molani, canting (alat yang terbuat dari bamboo dan berkepala tembaga serta bercerat atau bermulut yang berfungsi seperti sebuah pulpen), gawangan (tempat untuk menyampirkan kain), pewarna, lilin cair, panci atau wajan kecil, dan kompor kecil untuk memanaskan.
Setelah semua alat dan bahan siap, kamu dapat mulai membuat batik, berikut ini langkah-langkah dalam membuat batik.
a. Buatlah desain batik di atas kain mori dengan pensil. Dalam penentuan motif, setiap orang memiliki selera yang berbeda-beda. Ada yang lebih suka membuat motif sendiri, namun ada juga yang lebih memilih untuk mengikuti motif-motif umum yang telah ada.
b. Gunakan canting yang telah berisi lilin cair untuk melapisi motif yang diinginkan. Tujuannya adalah supaya saat pencelupan bahan ke dalam larutan pewarna, bagian yang diberi lapisan lilin tidak terkena. Setelah lilin cukup kering, celupkan kain ke dalam larutan pewarna.
c. Rebus kain yang telah berubah warna dalam air panas. Tujuannya untuk menghilangkan lapisan lilin sehingga motif yang telah digambar sebelumnya terlihat jelas. Pencelupan ini tidak akan membuat motif yang telah kamu gambar terkena warna karena bagian atas kain tersebut masih diselimuti lapisan tipis (lilin tidak sepenuhnya luntur).

Motif Batik
Motif adalah pokok pikiran dan bentuk dasar dalam perwujudan ragam hias (susunan pola(pedoman untuk merancang suatu hiasan)) yang meliputi segala bentuk alami ciptaan TUHAN seperti manusia, binatang, tumbuhan, gunung, batuan, air, awan, dan lainnya serta hasil kreasi manusia. Ada motif geometris, motif non geo-metris (manusia, binatang, tumbuhan), motif benda mati (air, api, awan, batu, gunung, matahari).
Pembuatan pola di atas kain dapat dilakukan dengan dua cara sebagai berikut:


a.    Membuat pola dengan bantuan garis
Membuat pola dengan bantuan garis adalah membuat pola dengan terlebih dulu membuat garis-garis horizontal maupun vertikal menyesuaikan motif pola yang kita buat. Garis yang dibuat bisa berupa garis lurus maupun lengkung, karena yang terpenting adalah untuk memudahkan dalam pembuatan pola hias.
b. Membuat pola dengan menjiplak (mal)
Membuat pola dengan mal ini lebih sering digunakan karena lebih cepat dan praktis dalam pengerjaannya. Untuk menjiplak, terlebih dulu dibuatkan pola hias pada kertas. Pola dibuat sesuai dengan ukuran yang sebenarnya seperti yang akan tergambar pada kain. Kain lalu diletakkan di atas kertas tersebut. Gambar motif pada kertas akan terlihat menembus kain. Kita tinggal menjiplaknya dengan menggunakan pensil. Pensil yang digunakan sebaiknya memiliki ukuran ketebalan yang cukup, misalnya jenis pensil 3B atau 4B.

Apresiasi Karya Seni Rupa


Mengapresiasi Karya Seni Rupa


Pengertian
Apresiasi merupakan kemampuan mengenal atau memahami suatu nilai estetika yang mengandung daya pesona, kagum, masyur, dan agung. Dalam bahasa sederhana, apresiasi merupakan cara seseorang menilai hasil karya orang lain dengan melihatnya dari sudut pandang keindahan.

Metode
Dalam melakukan apresiasi seni, ada beberapa pendekatan yang dapat dipilih, yaitu
Pendekatan Deskriptif
Pendekatan deskriptif adalah pendekatan yang dilakukan dengan mengamati dan memaparkan karya seni apa adanya. Misalnya, mengenai objek gambar, penggunaan warna, komposisi warna, tema, judul, orang yang membuatnya, tahun pembuatan, media yang digunakan, ukuran karya, dan waktu yang diperlukan untuk membuat karya seni tersebut.
Pendekatan Analitik
Pendekatan analitik adalah pendekatan yang dilakukan dengan mengamati karya seni berdasarkan kaidah-kaidah estetika yang baku. Misalnya, melalui aspek tematik, teknik pengerjaan, penerapan asas kesenirupaan, serta makna atau arti yang tersirat di dalamnya.
Pendekatan Interpretatif
Pendekatan interpretatif adalah pendekatan yang dilakukan dengan menginterpretasikan karya seni berdasarkan sudut pandang pengamat, baik dari kesamaan pengalaman, unsur estetis, dan pengetahuan yang dimiliki oleh pengamat.
Pendekatan Penilaian
Pendekatan penilaian adalah pendekatan yang dilakukan melalui proses pengukuran, baik secara objektif maupun subjektif.
Pendekatan Interdisiplin
Pendekatan interdisiplin adalah pendekatan yang dilakukan untuk menilai suatu karya seni dilihat dari berbagai disiplin keilmuaan seperti antropologi, psikologi, kebudayaan, filsafat, ekonomi, dan linguistik (kebahasaan).
Aneka pendekatan melihat dengan memerhatikan.

Kegiatan Apresiasi
Sikap atau kegiatan apresiasi dapat digolongkan dalam 3 tingkatan sebagai berikut:
a.     Apresiasi empatik, yaitu apresiasi yang menilai kualitas karya seni sebatas tangkapan indrawi.
(Dalam menghayati karya seni, si penghayat akan turut terlibat langsung secara aktif dan selektif terhadap karya yang dihayati. Si penghayat akan melakukan penyesuaian dan menerima nilai-nilai estetis yang terkandung di dalam karya seni tersebut. Namun, ada kalanya si penghayat menerima sepenuhnya seluruh objek yang sedang diamatinya secara tidak sadar dan tanpa kritikan).
b.    Apresiasi estetis, yaitu apresiasi yang menilai karya seni dengan melibatkan pengamatan dan penghayatan yang mendalam.
Seorang apresiator telah bergerak di mana hati dan peraasaannya hanyut bersama-sama dengan nilai keindahan yang mempesona. Ia seperti berada dalam karya tersebut. Ia dapat merasakan sendiri apa yang dirasakan oleh si pembuatnya.
c.      Apresiasi kritik, yaitu apresiasi yang bertujuan menganalisa suatu karya seni dan memberikan kesimpulan kritik atas hasil pengalamannya. Teknik apresiasi kritik dapat dilakukan dengan mengamati benda secara langsung atau tidak langsung.

Manfaat Kegiatan Apresiasi
Kegiatan mengapresiasi hasil karya seni sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari siswa dan juga masyarakat umum. Peranan apresiasi seni bagi siswa sekolah dan masyarakat pada umumnya adalah sebagai berikut.
• Membangkitkan peran serta siswa secara aktif agar dapat berkomunikasi dan menikmati keindahan karya seni yang mengandung daya pesona sehingga pada akhirnya siswa akan memiliki rasa simpati dan empati, kepuasan estetis, rasa senang dan bangga, serta rasa nikmat akan suatu karya seni.
• Memperluas wawasan seni budaya, baik pengenalan melalui aspek sejarah, teknik, sifat, bahan, gaya dan watak teori keindahan seni, maupun ide dan gagasan serta prinsip seni.
• Meningkatkan penghargaan terhadap seni budaya negeri sendiri yang beraneka ragam, baik seni tradisional, modern, maupun kontemporer.
• Mencintai dan menghargai sepenuhnya terhadap karya sendiri dan orang lain.
• Termotivasi untuk menciptakan karya seni yang bermutu tinggi.

Seni Rupa


Seni Rupa
(catatan SBK kelas VII)


Ragam Seni Rupa
Berdasarkan wujud atau dimensinya, seni rupa dibagi menjadi:
a.     Seni rupa dua dimensi: yang hanya memiliki panjang dan lebar. Contoh, gambar (meniru bentuk) dan lukisan (imajinatif).
b.    Seni rupa tiga dimensi: yang memiliki panjang, lebar, dan tinggi (atau memiliki ruang). Contoh, patung, relief, dan lain-lain.
Berdasarkan kegunaannya, seni rupa dibagi menjadi:
a.     Seni rupa murni: hanya dinikmati mutu seninya dengan indera penglihatan.
b.    Seni rupa terapan: mengutamakan fungsi pakainya selain juga dinikmati mutu seninya. Seni rupa terapan dibagi menjadi: seni kriya (kerajinan tangan: ukiran, anyaman, tekstil) dan desain (interior).

Unsur dalam Seni Rupa
a.     Titik
Unsur yang paling sederhana. Akan menjadi berarti bila jumlahnya cukup banyak dan mengacu pada bentuk tertentu.
b.    Garis
Unsur yang terbuat dari rangkaian titik memanjang menjadi satu. Macam-macam garis: garis lurus (tegas), lengkung (lentur), patah-patah (kaku), spiral (luwes).
c.      Bidang
Unsur yang terjadi karena pertemuan garis. Ada bidang geometris seperti ilmu ukur dan ada bidang nongeometris tidak beraturan seperti pada bentuk-bentuk alami.
d.    Bentuk
Unsur yang terjadi karena adanya ruang atau volume. Ditemukan pada arsitektur, contohnya.
e.     Warna
Unsur yang terbuat dari zat warna (pigmen). Warna primer, merah, kuning, biru. Warna sekunder, campuran dari dua warna primer. Contohnya, biru (perpaduan antara merah dan kuning), oranye (antara merah dan kuning), ungu (antara merah dan biru), hijau (antara biru dan kuning). Warna tersier, campuran dari warna sekunder lain atau dengan warna primer.
f.       Tekstur
Nilai permukaan suatu benda (halus, kasar, licin, atau lainnya). Ada tekstur nyata bila keadaan benda saat dilihat dan diraba, sama nilainya. Ada juga tekstur semu bila keadaan benda saat dilihat dan diraba, berbeda.
g.     Gelap-Terang
Keadaan suatu bidang yang dibedakan antara warna tua dan muda yang disebabkan oleh perbedaan warna atau pencahayaan.

Prinsip Seni Rupa
a.     Kesatuan
Unsur-unsur dalam sebuah karya seni, saling bertautan.
b.    Keseimbangan
Kesamaan bobot dari unsur karya. Ada keseimbangan simetris (seperti manusia), asimetris, sentral, diagonal, terpusat.
c.      Irama
Dibangun berdasarkan penyusunan unsur-unsur yang ada atau pengulangan unsur yang diatur. Adanya pusat perhatian (unsur yang sangat menonjol).
d.    Keselarasan
Untuk menyatukan unsur seni yang berbeda baik bentuk maupun warna. Keselarasan bentuk diciptakan dengan penyusunan bentuk yang saling berdekatan. Keselarasan warna dibentuk dengan memadukan warna monokromatis (gradasi warna), analogus (berdekatan dalam lingkaran warna), komplementer (berlawanan dalam lingkaran warna maupun turunan warna primer yang berbeda).

Gagasan dalam Seni Rupa
a.     Objek                       : hal yang digambarkan.
b.    Tema                        : pokok gagasan yang terkandung.
c.      Makna simbolik     : arti yang ada.