Minggu, 26 Agustus 2012

Kriya Batik


Kriya Batik
(Catatan SBK Kelas VIII)


Sekilas tentang Batik
Secara umum seni rupa dibagi menjadi dua, yaitu seni murni (fine art/pure art) dan seni terapan (applied art/useful art). Seni murni dibagi menjadi seni lukis dan seni patung. Adapun seni terapan dibagi menjadi seni desain, seni arsitektur, seni dekorasi, seni ilustrasi, dan seni kriya. Perbedaan antara kedua bentuk seni rupa tersebut terletak pada cara mengekspresikan dan mengaplikasikannya. Jika seni murni lebih menekankan pada bentuk ekspresi maka seni terapan lebih mengedepankan aspek ekonomis dan aplikasi atau nilai guna bagi kehidupan manusia. Seni kriya atau kerajinan cenderung bersifat praktis fungsional.
Seni kerajinan sangat beraneka ragam bentuk, motif teknik, dan medianya. Beberapa contoh seni kriya adalah kerajinan anyaman, keramik, batik, ukiran, topeng, wayang, tenun, dan logam aplikasi.
Di Indonesia, seni kriya (tekstil) sangat beragam bentuknya. Teknik pembuatannya juga berbeda-beda. Dua ragam seni kriya tekstil yang populer di Indonesia adalah batik dan tenun. Kegiatan menenun merupakan proses menjalin dua set benang dengan menggunakan alat tenun. Kegiatan membatik adalah proses menggambar /melukis yang dibuat pada kain dengan bahan lilin dan pewarna, menggunakan alat canting atau kuas serta teknik.
Pembuatan batik dapat dilakukan dengan tiga teknik, yaitu dengan cara tulis, cap, dan cetak (printing). Untuk membuat batik dengan teknik tulis digunakan alat berupa canting dan lilin cair warna. Untuk membuat batik dengan teknik cap digunakan alat berupa cap dan lilin cair warna. Adapun untuk membuat batik dengan teknik cetak digunakan mesin cetak yang memiliki motif batik.

Proses Pembuatan Batik
Untuk membuat batik, peralatan yang diperlukan adalah kain mori (kain katun khusus untuk mebuat batik), pensil untuk membuat desain batik yang disebut molani, canting (alat yang terbuat dari bamboo dan berkepala tembaga serta bercerat atau bermulut yang berfungsi seperti sebuah pulpen), gawangan (tempat untuk menyampirkan kain), pewarna, lilin cair, panci atau wajan kecil, dan kompor kecil untuk memanaskan.
Setelah semua alat dan bahan siap, kamu dapat mulai membuat batik, berikut ini langkah-langkah dalam membuat batik.
a. Buatlah desain batik di atas kain mori dengan pensil. Dalam penentuan motif, setiap orang memiliki selera yang berbeda-beda. Ada yang lebih suka membuat motif sendiri, namun ada juga yang lebih memilih untuk mengikuti motif-motif umum yang telah ada.
b. Gunakan canting yang telah berisi lilin cair untuk melapisi motif yang diinginkan. Tujuannya adalah supaya saat pencelupan bahan ke dalam larutan pewarna, bagian yang diberi lapisan lilin tidak terkena. Setelah lilin cukup kering, celupkan kain ke dalam larutan pewarna.
c. Rebus kain yang telah berubah warna dalam air panas. Tujuannya untuk menghilangkan lapisan lilin sehingga motif yang telah digambar sebelumnya terlihat jelas. Pencelupan ini tidak akan membuat motif yang telah kamu gambar terkena warna karena bagian atas kain tersebut masih diselimuti lapisan tipis (lilin tidak sepenuhnya luntur).

Motif Batik
Motif adalah pokok pikiran dan bentuk dasar dalam perwujudan ragam hias (susunan pola(pedoman untuk merancang suatu hiasan)) yang meliputi segala bentuk alami ciptaan TUHAN seperti manusia, binatang, tumbuhan, gunung, batuan, air, awan, dan lainnya serta hasil kreasi manusia. Ada motif geometris, motif non geo-metris (manusia, binatang, tumbuhan), motif benda mati (air, api, awan, batu, gunung, matahari).
Pembuatan pola di atas kain dapat dilakukan dengan dua cara sebagai berikut:


a.    Membuat pola dengan bantuan garis
Membuat pola dengan bantuan garis adalah membuat pola dengan terlebih dulu membuat garis-garis horizontal maupun vertikal menyesuaikan motif pola yang kita buat. Garis yang dibuat bisa berupa garis lurus maupun lengkung, karena yang terpenting adalah untuk memudahkan dalam pembuatan pola hias.
b. Membuat pola dengan menjiplak (mal)
Membuat pola dengan mal ini lebih sering digunakan karena lebih cepat dan praktis dalam pengerjaannya. Untuk menjiplak, terlebih dulu dibuatkan pola hias pada kertas. Pola dibuat sesuai dengan ukuran yang sebenarnya seperti yang akan tergambar pada kain. Kain lalu diletakkan di atas kertas tersebut. Gambar motif pada kertas akan terlihat menembus kain. Kita tinggal menjiplaknya dengan menggunakan pensil. Pensil yang digunakan sebaiknya memiliki ukuran ketebalan yang cukup, misalnya jenis pensil 3B atau 4B.

Tidak ada komentar: