Selasa, 09 Oktober 2012

Harmoni


Harmoni
(Catatan SBK Kelas IX)

Pengertian Harmoni
Harmoni berarti keselarasan, seimbang, atau serasi. Dalam musik, harmoni berarti adanya keselarasan nada-nada melodi, irama, dan sebagainya. Hal penting dalam keselarasan adalah perpaduan antara nada-nada yang serasi. Perpaduan nada tersebut disebut akor (triad).

Akor
Akor adalah paduan beberapa nada apabila dimainkan atau dinyanyikan secara serempak akan terdengar harmonis. Akor terbentuk berdasarkan aturan-aturan ilmu harmoni. Akor yang terbentuk berdasarkan aturan ilmu harmoni sehingga enak didengar dan selaras disebut akor harmonis dan akor yang tidak enak didengar disebut akor disharmonis. Untuk mengerti akor, dibutuhkan pemahaman tentang interval.
Interval adalah jarak antara nada yang satu dengan nada yang lain atau hubungan suatu nada dengan nada yang lain.

Contoh nada
Jarak nada
Nama interval
c-c
0 nada
Prime
c-d
1 nada
Second
c-e
2 nada
Terts
c-f
21/2 nada
Kuart
c-g
3 ½ nada
Kwint
c-a
4 ½ nada
Sekst
c-b
5 ½ nada
Septim
c-c’
6 nada
Oktaf

Akor dua suara
Pembentukan akor pada dasarnya dimulai dari sebuah nada yang dijadikan sebagai nada dasar. Akor dua suara yang harmonis tersusun dari nada yang mempunyai interval prime, terts, kuart, kwint, sekst, dan oktaf. Akor dua suara yang disharmonis tersusun dari dua nada yang mempunyai interval sekon dan septim. Ada tiga macam gerak akor yaitu: sejajar, berlawanan dan bervariasi.
Dalam mengaransemen lagu, melodi yang diberi prioritas adalah suara tinggi (sopran). Jenis suara yang lain dapat membentuk melodi dalam formasi sejajar, berlawanan, atau kombinasi dengan melodi pokok. Hal tersebut dilakukan agar tidak membosankan.

Akor tiga suara
Akor paling sedikit terdari dari susunan tiga buah nada yang disebut dengan trinada. Pembentukan trinada pada dasarnya, dimulai dari sebuah nada yang dijadikan sebagai dasar akor. Nada kedua adalah nada terts (2 nada dari nada dasar), sedangkan nada ketiga adalah nada kuint (4 nada dari nada dasar).
Dalam tangga nada natural (C mayor), akor mayor terdapat pada trinada tingkat I, IV, dan V karena jarak interval dasar akor dengan nada tertsnya adalah terts besar (jumlahnya 2) dan dasar akor dengan nada kuinnya adalah kuin murni (jumlahnya 3 ½). Ketiga trinada disebut akor pokok/utama. Akor minor terbentuk dari jarak interval dasar akor dengan nada tertsnya adalah terts kecil (jumlahnya 1 ½) dan dasar akor dengan nada kuinnya adalah kuin murni (jumlahnya 3 ½). Akor diminished terbentuk dari jarak interval dasar akor dengan nada tertsnya adalah terts kecil (jumlahnya 1 ½) dan dasar akor dengan nada kuinnya adalah kuin kurang (jumlahnya 3).

Tanda Mula
Tingkat Akor
I
II
III
IV
V
VI
VII
To
nika
Super tonika
Median
Sub
dominan
Domi-nan
Sub
median
Intro
duktor
C
C
Dm
Em
F
G
Am
Bdim
G
G
Am
Bm
C
D
Em
F#dim
D
D
Em
F#m
G
A
Bm
C#dim
A
A
Bm
C#m
D
E
F#m
G#dim
E
E
F#m
G#m
A
B
C#m
D#dim
B
B
C#m
D#m
E
F#
G#m
A#dim
F#
F#
G#m
A#m
B
C#
D#m
E#dim
C#
C#
D#m
E#m
F#
G#
A#m
B#dim

F
F
Gm
Am
Bb
C
Dm
Edim
Bb
Bb
Cm
Dm
Eb
F
Gm
Adim
Eb
Eb
Fm
Gm
Ab
Bb
Cm
Ddim
Ab
Ab
Bbm
Cm
Db
Eb
Fm
Gdim
Db
Db
Ebm
Fm
Gb
Ab
Bbm
Cdim
Gb
Gb
Abm
Bbm
Cb
Db
Ebm
Fdim
Cb
Cb
Dbm
Ebm
Fb
Gb
Abm
Bbdim

Akor empat suara (akor septime)
Akor dominan septime adalah akor trinada yang ditambah nada ketujuh dari nada dasar hingga membentuk jarak lima (septime kecil). Fungsi utama akor dominan septime adalah jembatan dari akor yang satu ke akor yang lain. Biasanya gerak akor septime adalah sebagai berikut:
-         I7 menuju IV
-         II7 menuju V
-         III7 menuju VI
-         IV7 menuju VIIdim
-         V7 menuju I
-         VI7 menuju II
-         VII7 menuju III



Gerak akor
Gerak atau perpindahan akor-akor ini umumnya mengikuti melodi lagunya. Biasanya, gerak akor-akor mengikuti suatu pola tertentu yang selalu teratur. Berikut adalah pola gerak akor sederhana yang dapat dilakukan dalam mengaransemen sebuah lagu.
a.     Akor tonika ( I ) biasanya dapat berpindah dengan bebas ke akor apapun. Rumusan sederhanannya,
Contoh:
    • Akor C ke G atau C ke F atau C ke Am
    • Akor D ke A atau D ke G atau D ke Bm
b.    Bila akor tonika ( I ) akan berpindah ke akor subdominan ( IV ), sebaiknya melalui akor diminish terlebih dahulu. Rumusan sederhananya,
Contoh:
  • Sebelum ke akor F, akor C berpindah dulu ke C7. variasinya: C-G-C-F.
c.     Akor Subdominan ( IV ) dapat berpindah langsung ke akor tonika ( I ) atau terlebih dahulu melalui akor dominan ( V ). Rumusan sederhananya,
Contoh:
  • Dalam tangganada C (natural), akor F dapat langsung berpindah ke akor C, atau melalui akor G lalu ke C.
  • Dalam tangga nada G, akor C dapat langsung kembali ke akor G, atau melalui akor D lalu ke G.
d.    Akor dominan (V) dapat langsung berpindah ke akor subdominan (IV), atau melalui akor tonika (I), atau melalui akor tambahan seperti akor supertonika (II), median (III), atau submedian (VI), Rumusan sederhananya,
Contoh:
  • Dalam tangganada C, akor F dapat berpindah ke akor G atau melalui akor C dulu baru ke G, seringpula terjadi, sebelum berpindah ke akor G, terlebih dahulu akor C berpindah ke akor Dm.
e.     Pada frase akhir lagu, kita dapat variasi antara lain, sebelum ke akor tonika (I), akor berpindah dulu ke akor subdominan (IV). Rumusan sederhanannya,
Contoh:
  • Sebelum kembali ke akor C, akor terlebih dahulu ke F – Fm – kemudian ke C.
Pola GERAK AKOR untuk iringan musik sederhana.
Pola ............... Contoh
1. I - IV - I D - G - D
2. I - V - I D - A - D
3. I - IV - V - I D - G - A - D
4. I - V - IV - I D - A - G – D

Pola GERAK AKOR SUBSTITUSI 
1. I - VI - II - V - I : contoh : C - Am - Dm - G - C
2. I - III - IV - V - I : contoh : G - Bm - C - D - G
3. I - II - V - I ; contoh : A - Bm - E - A
4. I - III - II - V - I ; contoh : C - Em - Dm - G - C
5. I - VII - VI - V - IV - III - II - V - I; contoh : G - D/F# - Em - D - C - Bm - Am - D - G
6. I - IV - III = VI -II - V - I; contoh : D - G - F#m - Bm - Em - A - D
7. I - VI - II - V - III - VI - II - V - I ; C - Am - Dm - G - Em - Am - Dm - G - C
dll