Kriya Batik
(Catatan SBK Kelas VIII)
Sekilas tentang Batik
Secara umum seni rupa
dibagi menjadi dua, yaitu seni murni (fine art/pure art) dan seni terapan (applied art/useful art). Seni murni dibagi menjadi seni lukis dan
seni patung. Adapun seni terapan dibagi menjadi seni desain, seni arsitektur,
seni dekorasi, seni ilustrasi, dan seni kriya. Perbedaan antara kedua bentuk
seni rupa tersebut terletak pada cara mengekspresikan dan mengaplikasikannya.
Jika seni murni lebih menekankan pada bentuk ekspresi maka seni terapan lebih
mengedepankan aspek ekonomis dan aplikasi atau nilai guna bagi kehidupan
manusia. Seni kriya atau kerajinan cenderung bersifat praktis fungsional.
Seni kerajinan sangat
beraneka ragam bentuk, motif teknik, dan medianya. Beberapa contoh seni kriya
adalah kerajinan anyaman, keramik, batik, ukiran, topeng, wayang, tenun, dan
logam aplikasi.
Di Indonesia, seni
kriya (tekstil) sangat beragam bentuknya. Teknik pembuatannya juga
berbeda-beda. Dua ragam seni kriya tekstil yang populer di Indonesia adalah
batik dan tenun. Kegiatan menenun merupakan proses menjalin dua set benang
dengan menggunakan alat tenun. Kegiatan membatik adalah proses menggambar
/melukis yang dibuat pada kain dengan bahan lilin dan pewarna, menggunakan alat
canting atau kuas serta teknik.
Pembuatan batik dapat
dilakukan dengan tiga teknik, yaitu dengan cara tulis, cap, dan cetak (printing). Untuk membuat batik dengan teknik tulis
digunakan alat berupa canting dan lilin cair warna. Untuk membuat batik dengan
teknik cap digunakan alat berupa cap dan lilin cair warna. Adapun untuk membuat
batik dengan teknik cetak digunakan mesin cetak yang memiliki motif batik.
Proses
Pembuatan Batik
Untuk membuat batik,
peralatan yang diperlukan adalah kain mori (kain katun khusus untuk mebuat
batik), pensil untuk membuat desain batik yang disebut molani, canting (alat
yang terbuat dari bamboo dan berkepala tembaga serta bercerat atau bermulut
yang berfungsi seperti sebuah pulpen), gawangan (tempat untuk menyampirkan
kain), pewarna, lilin cair, panci atau wajan kecil, dan kompor kecil untuk
memanaskan.
Setelah semua alat dan
bahan siap, kamu dapat mulai membuat batik, berikut ini langkah-langkah dalam membuat
batik.
a. Buatlah desain
batik di atas kain mori dengan pensil. Dalam penentuan motif, setiap orang
memiliki selera yang berbeda-beda. Ada yang lebih suka membuat motif sendiri,
namun ada juga yang lebih memilih untuk mengikuti motif-motif umum yang telah
ada.
b. Gunakan canting
yang telah berisi lilin cair untuk melapisi motif yang diinginkan. Tujuannya
adalah supaya saat pencelupan bahan ke dalam larutan pewarna, bagian yang
diberi lapisan lilin tidak terkena. Setelah lilin cukup kering, celupkan kain
ke dalam larutan pewarna.
c. Rebus kain yang
telah berubah warna dalam air panas. Tujuannya untuk menghilangkan lapisan
lilin sehingga motif yang telah digambar sebelumnya terlihat jelas. Pencelupan
ini tidak akan membuat motif yang telah kamu gambar terkena warna karena bagian
atas kain tersebut masih diselimuti lapisan tipis (lilin tidak sepenuhnya
luntur).
Motif
Batik
Motif adalah pokok pikiran dan bentuk dasar
dalam perwujudan ragam hias (susunan pola(pedoman untuk merancang suatu hiasan))
yang meliputi segala bentuk alami ciptaan TUHAN seperti manusia, binatang,
tumbuhan, gunung, batuan, air, awan, dan lainnya serta hasil kreasi manusia.
Ada motif geometris, motif non geo-metris (manusia, binatang, tumbuhan), motif
benda mati (air, api, awan, batu, gunung, matahari).
Pembuatan pola di atas kain dapat
dilakukan dengan dua cara sebagai berikut:
a.
Membuat
pola dengan bantuan garis
Membuat pola dengan bantuan garis adalah
membuat pola dengan terlebih dulu membuat garis-garis horizontal maupun
vertikal menyesuaikan motif pola yang kita buat. Garis yang dibuat bisa berupa
garis lurus maupun lengkung, karena yang terpenting adalah untuk memudahkan
dalam pembuatan pola hias.
b. Membuat pola dengan
menjiplak (mal)
Membuat
pola dengan mal ini lebih sering digunakan karena lebih cepat dan praktis dalam
pengerjaannya. Untuk menjiplak, terlebih dulu dibuatkan pola hias pada kertas.
Pola dibuat sesuai dengan ukuran yang sebenarnya seperti yang akan tergambar
pada kain. Kain lalu diletakkan di atas kertas tersebut. Gambar motif pada
kertas akan terlihat menembus kain. Kita tinggal menjiplaknya dengan
menggunakan pensil. Pensil yang digunakan sebaiknya memiliki ukuran ketebalan
yang cukup, misalnya jenis pensil 3B atau 4B.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar