Harmoni
(Catatan SBK Kelas IX)
Pengertian
Harmoni
Harmoni berarti keselarasan, seimbang, atau
serasi. Dalam musik, harmoni berarti adanya keselarasan nada-nada melodi,
irama, dan sebagainya. Hal penting dalam keselarasan adalah perpaduan antara
nada-nada yang serasi. Perpaduan nada tersebut disebut akor (triad).
Akor
Akor adalah paduan beberapa nada apabila
dimainkan atau dinyanyikan secara serempak akan terdengar harmonis. Akor
terbentuk berdasarkan aturan-aturan ilmu harmoni. Akor yang terbentuk
berdasarkan aturan ilmu harmoni sehingga enak didengar dan selaras disebut akor harmonis dan akor yang tidak enak
didengar disebut akor disharmonis.
Untuk mengerti akor, dibutuhkan pemahaman tentang interval.
Interval adalah jarak antara nada yang satu
dengan nada yang lain atau hubungan suatu nada dengan nada yang lain.
Contoh nada
|
Jarak nada
|
Nama interval
|
c-c
|
0 nada
|
Prime
|
c-d
|
1 nada
|
Second
|
c-e
|
2 nada
|
Terts
|
c-f
|
21/2
nada
|
Kuart
|
c-g
|
3 ½ nada
|
Kwint
|
c-a
|
4 ½ nada
|
Sekst
|
c-b
|
5 ½ nada
|
Septim
|
c-c’
|
6 nada
|
Oktaf
|
Akor
dua suara
Pembentukan akor pada
dasarnya dimulai dari sebuah nada yang dijadikan sebagai nada dasar. Akor dua suara yang harmonis tersusun
dari nada yang mempunyai interval prime,
terts, kuart, kwint, sekst, dan oktaf. Akor dua suara yang
disharmonis tersusun dari dua nada yang mempunyai interval sekon dan septim. Ada tiga macam gerak akor yaitu: sejajar, berlawanan dan bervariasi.
Dalam mengaransemen lagu, melodi yang diberi
prioritas adalah suara tinggi (sopran). Jenis suara yang lain dapat membentuk
melodi dalam formasi sejajar, berlawanan, atau kombinasi dengan melodi pokok.
Hal tersebut dilakukan agar tidak membosankan.
Akor
tiga suara
Akor paling sedikit terdari dari susunan tiga
buah nada yang disebut dengan trinada. Pembentukan trinada pada dasarnya,
dimulai dari sebuah nada yang dijadikan sebagai dasar akor. Nada kedua adalah nada
terts (2 nada dari nada dasar), sedangkan nada ketiga adalah nada kuint (4 nada dari nada dasar).
Dalam tangga nada natural (C mayor), akor mayor terdapat pada trinada
tingkat I, IV, dan V karena jarak interval dasar akor dengan nada tertsnya
adalah terts besar (jumlahnya 2) dan dasar akor dengan nada kuinnya adalah kuin
murni (jumlahnya 3 ½). Ketiga trinada disebut akor pokok/utama. Akor minor terbentuk dari jarak interval
dasar akor dengan nada tertsnya adalah terts kecil (jumlahnya 1 ½) dan dasar
akor dengan nada kuinnya adalah kuin murni (jumlahnya 3 ½). Akor diminished terbentuk
dari jarak interval dasar akor dengan nada tertsnya adalah terts kecil (jumlahnya
1 ½) dan dasar akor dengan nada kuinnya adalah kuin kurang (jumlahnya 3).
Tanda Mula
|
Tingkat Akor
|
||||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
VI
|
VII
|
|
To
nika
|
Super tonika
|
Median
|
Sub
dominan
|
Domi-nan
|
Sub
median
|
Intro
duktor
|
|
C
|
C
|
Dm
|
Em
|
F
|
G
|
Am
|
Bdim
|
G
|
G
|
Am
|
Bm
|
C
|
D
|
Em
|
F#dim
|
D
|
D
|
Em
|
F#m
|
G
|
A
|
Bm
|
C#dim
|
A
|
A
|
Bm
|
C#m
|
D
|
E
|
F#m
|
G#dim
|
E
|
E
|
F#m
|
G#m
|
A
|
B
|
C#m
|
D#dim
|
B
|
B
|
C#m
|
D#m
|
E
|
F#
|
G#m
|
A#dim
|
F#
|
F#
|
G#m
|
A#m
|
B
|
C#
|
D#m
|
E#dim
|
C#
|
C#
|
D#m
|
E#m
|
F#
|
G#
|
A#m
|
B#dim
|
F
|
F
|
Gm
|
Am
|
Bb
|
C
|
Dm
|
Edim
|
Bb
|
Bb
|
Cm
|
Dm
|
Eb
|
F
|
Gm
|
Adim
|
Eb
|
Eb
|
Fm
|
Gm
|
Ab
|
Bb
|
Cm
|
Ddim
|
Ab
|
Ab
|
Bbm
|
Cm
|
Db
|
Eb
|
Fm
|
Gdim
|
Db
|
Db
|
Ebm
|
Fm
|
Gb
|
Ab
|
Bbm
|
Cdim
|
Gb
|
Gb
|
Abm
|
Bbm
|
Cb
|
Db
|
Ebm
|
Fdim
|
Cb
|
Cb
|
Dbm
|
Ebm
|
Fb
|
Gb
|
Abm
|
Bbdim
|
Akor empat
suara
(akor septime)
Akor dominan septime adalah akor trinada yang
ditambah nada ketujuh dari nada dasar hingga membentuk jarak lima (septime kecil).
Fungsi utama akor dominan septime adalah jembatan dari akor yang satu ke akor yang
lain. Biasanya gerak akor septime adalah sebagai berikut:
-
I7 menuju IV
-
II7 menuju V
-
III7 menuju VI
-
IV7 menuju VIIdim
-
V7 menuju I
-
VI7 menuju II
-
VII7 menuju III
Gerak akor
Gerak atau perpindahan akor-akor ini
umumnya mengikuti melodi lagunya. Biasanya, gerak akor-akor mengikuti suatu
pola tertentu yang selalu teratur. Berikut adalah pola gerak akor sederhana
yang dapat dilakukan dalam mengaransemen sebuah lagu.
a.
Akor
tonika ( I ) biasanya dapat berpindah dengan bebas ke akor apapun. Rumusan
sederhanannya,
Contoh:
- Akor C ke G atau C ke F
atau C ke Am
- Akor D ke A atau D ke G
atau D ke Bm
b.
Bila
akor tonika ( I ) akan berpindah ke akor subdominan ( IV ), sebaiknya melalui
akor diminish terlebih dahulu. Rumusan sederhananya,
Contoh:
- Sebelum ke akor F, akor C
berpindah dulu ke C7. variasinya: C-G-C-F.
c.
Akor
Subdominan ( IV ) dapat berpindah langsung ke akor tonika ( I ) atau terlebih
dahulu melalui akor dominan ( V ). Rumusan sederhananya,
Contoh:
- Dalam tangganada C
(natural), akor F dapat langsung berpindah ke akor C, atau melalui akor G
lalu ke C.
- Dalam tangga nada G, akor C
dapat langsung kembali ke akor G, atau melalui akor D lalu ke G.
d.
Akor
dominan (V) dapat langsung berpindah ke akor subdominan (IV), atau melalui akor
tonika (I), atau melalui akor tambahan seperti akor supertonika (II), median
(III), atau submedian (VI), Rumusan sederhananya,
Contoh:
- Dalam tangganada C, akor F dapat
berpindah ke akor G atau melalui akor C dulu baru ke G, seringpula
terjadi, sebelum berpindah ke akor G, terlebih dahulu akor C berpindah ke
akor Dm.
e.
Pada
frase akhir lagu, kita dapat variasi antara lain, sebelum ke akor tonika (I),
akor berpindah dulu ke akor subdominan (IV). Rumusan sederhanannya,
Contoh:
- Sebelum kembali ke akor C,
akor terlebih dahulu ke F – Fm – kemudian ke C.
Pola GERAK AKOR untuk
iringan musik sederhana.
Pola ............... Contoh
1. I - IV - I D - G - D
2. I - V - I D - A - D
3. I - IV - V - I D - G - A - D
4. I - V - IV - I D - A - G – D
Pola ............... Contoh
1. I - IV - I D - G - D
2. I - V - I D - A - D
3. I - IV - V - I D - G - A - D
4. I - V - IV - I D - A - G – D
Pola GERAK AKOR SUBSTITUSI
1. I - VI - II - V - I : contoh : C - Am - Dm - G - C
2. I - III - IV - V - I : contoh : G - Bm - C - D - G
3. I - II - V - I ; contoh : A - Bm - E - A
4. I - III - II - V - I ; contoh : C - Em - Dm - G - C
5. I - VII - VI - V - IV - III - II - V - I; contoh : G - D/F# - Em - D - C - Bm - Am - D - G
6. I - IV - III = VI -II - V - I; contoh : D - G - F#m - Bm - Em - A - D
7. I - VI - II - V - III - VI - II - V - I ; C - Am - Dm - G - Em - Am - Dm - G - C
dll
1 komentar:
Sangat bermanfaat
Posting Komentar